Feb 13, 2012

Terlalu mudah..

Banyak orang yang tidak mengerti dan tidak mau tahu psikologi manusia ya. Banyak orang terlalu mudah menjatuhkan penghakiman beralas kesoktahuan. :)

Ini berkaitan dengan meninggalnya Whitney Houston kemarin. Di koran harian saya kan rame ya. Banyak orang berduka. Twitter penuh lirik-lirik lagunya Whitney. Di antara tweet yang berduka, ada satu tweet yang lebihkurang isinya begini, "Die because of overdose is just plain stupid.". Hmmmm. Ya mungkin memang benar adanya kalimat itu, tapi mbok ya jadi orang itu jangan cuma menghakimi di bagian atasnya. There's nothing 'plain' in that matter also. Apakah kalian pernah tahu kenapa Whitney Houston akhirnya menjadi seorang junkie? Saya pernah melihat THS-nya di E! dan kemarin Toni Thamrin (@tontham) ngetweet cerita Whitney ke Oprah. It's an eye-opener. Coba pahami psikologisnya. Manusia itu rumit. :)


Manusia memiliki ketahanan yang berbeda-beda dalam menghadapi suatu masalah. Walaupun masalahnya sama, tapi penerimaannya bisa berbeda di tiap orang. Katakanlah, suami berselingkuh. Ada yang bisa langsung memutus cerai, ada yang kelara-lara nangis tiap malam tapi ga mutus cerai, ada yang bodo amat pura-pura ngga tahu. Itu harus dilihat secara psikologis, kenapa mereka seperti itu. Kenapa mereka memilih jalan itu.

In case of Whitney, dia lelah dengan ketenarannya. Dia hanya ingin diterima sebagai orang biasa. Dan di situlah muncul Bobbi Brown yang kemudian bisa membuat Whitney nyaman dan menjadi dirinya sendiri. Whitney benar-benar jatuh dan takluk sama Bobbi. Dia mencoba mengerti sikap Bobbi yang kemudian kasar sama dia kalau Bobbi sedang dalam pengaruh obat. Whitney kemudian jadi stress tapi dia ngga punya kekuatan untuk ninggalin Bobbi. Jadilah untuk melepas stress dan depresinya, Whitney ikut make. Saat make pun mereka bareng. Itu berlangsung terus menerus. Whitney jadi junkie. Bobbi juga jalan dan tidur sama perempuan lain, tapi Whitney masih ngga bisa melepaskan Bobbi. Jadi dia menutup matanya, menyugesti diri, bersikap tidak peduli, menganggap itu tidak terjadi.

See the psychological reason behind everything? Ada orang yang depresi di sana, ada orang yang stress, bingung sama keadaan, bingung harus berbuat apa. Akhirnya mencari pelarian. See? Mau ada yang bilang Whitney bego karena ngga ninggalin Bobbi, ya, kalau kalian ada di posisi dia juga mungkin kalian ngga punya kekuatan untuk ninggalin. Coba aja saat kalian seperti menemukan 'the one', gila-gilaan kan memertahankannya. Walaupun dia sudah beristri, walaupun dia sudah punya anak, walaupun dia pemakai, ga peduli, habek semuanya. Itulah so-called cinta. You can never expect what it brings to you. Can be positive, can be negative. Tinggal seberani apa kalian dalam mencinta.

Saya selalu dibilang 'kuat' sama orang-orang terdekat saya. Despite of what is happening in my life right now, I manage to smile through the way. Tapi apa saya pernah jatuh dan stress dan depressed dan menangis terus-terusan? PERNAH BANGET!! Pernah saya ingin nutup mata lalu pas buka mata semua permasalahan hidup sudah selesai? ALL THE TIME!! Pernah saya sedih sendirian dan ngga pengen berhubungan dulu sama semua orang?? PERNAH!!

I am human.

Saya sampai pernah bilang ke Bli Ananta, "Kalau ada orang bunuh diri, lalu dia ninggalin buku harian berisi cerita hidupnya yang orang lain ga pernah mau tahu, kamu mau baca?". He said, yes. Dan that's what exactly came across my mind. Kalau saya bunuh diri, mau ninggalin cerita apa yang saya rasakan yang orang lain ga pernah mau tahu tapi selalu sibuk menghakimi saya karenanya. Walaupun pada akhirnya saya ga bunuh diri, takut ketemu Tuhan cepet-cepet, dengan cara bunuh diri, mungkin Dia akan memelengosi saya instead of memeluk saya. Hehehe. *jomplang* (see bujendral, aku ga akan bunuh diri, ketakutan dipelengosi Tuhannya besar banget..hehehe)

Jadi, ayolah manusia, jangan terlalu mudah menghakimi orang lain ya. Saya tidak mengatakan saya setuju dengan pemakaian narkoba, tapi there's gotta be a reason behind everything. Itu yang harus dicari. Akar permasalahannya dimulai dari alasan dibaliknya. Itu dulu yang dibenerin. What's beneath, not what's on. Coba lihat sekitar, apakah kalian sudah jadi orang yang berusaha mengerti psikologis orang-orang terdekat kalian? Kenapa mereka begini, kenapa mereka begitu. Kalau belum, yuk coba. Dengan memahami psikologisnya, kalian bisa belajar sesuatu dari situ. Don't just judge; check, understand, learn, accept!

Besides, hidup orang ternyata tidak semudah yang kalian bayangkan kan. Malah mungkin hidup kalian lebih dimudahkan. Makanya bersyukur. :)

Senyum dulu ah.. :)

7 comments:

  1. ya gitu deh.. orang gak tau apa yang orang lain udah jalanin dalam hidupnya khaan...

    senyum juga ah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ho oh.. Yuk senyum dulu ah.. :))

      Delete
  2. Kak, sekarang aku bener-bener cape dengan yang namanya sekolah. Tugas ini, tugas itu, dan kadang kalau yang namanya tugas kelompok yg tugasnya bejibun, ujung-ujungnya malah aku sendiri yg buat. Mau belajar buat UN juga waktunya kemakan untuk ngerjain tugas yang numpuk. Cape, kak. Tapi, somehow aku selalu keinget kata-kata kakak kelasku waktu aku bilang aku cape. Kata dia, "Klo ga cape, namanya g idup" mgkn bwt org lain ini kata-kata ga guna ato ga bener, tp bwtku, selama ini ya kata-kata ini yg bikin akhirnya aku makin bangkit.... Hehhee, sori kak nyampah di komen, sekedar sharing :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Percaya bahwa kamu-mengerjakan-tugas-sendiri itu akan berguna buat kamu nantinya. Dibuat santai ya. Dibikin senyum, kerjakan satu2, pasti bisa. :) SEMANGAAAATTTT!!! *lumpat2 semangatin Tin*

      Delete
    2. makasih ka.. akhirnya, satu tugas udah beres dan kelompokku ngumpulin tugasnya paling pertama, hidup aku dan kelompokku!

      Delete