Sep 19, 2011

Sabaaaarrrr.... :)

Sebelum kita mulai,

Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu merasa lapar setelah sikat gigi malam?
A. Langsung bawa tidur jadi ngga kelaperan
B. Tahan laparnya
C. Ya makan laaaah...
D. Mundurin waktu sikat gigi malamnya jadi bs makan dulu..

Baru nyadar otak saya emang bener di pantat, saya pilih yang D aja lho.. Hahahaha.. Gimana mau kurus Bulaaaaan!!!! *getokgetokgetok!!*

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oke ini cerita beberapa bulan lalu. Tentang saya yang ternyata harus belajar banyak untuk menahan emosi yang suka meluap tanpa pemikiran tenang ala Aa Gym di belakangnya. (sebentar, kenapa pake Aa Gym segala deh???). Ok ganti, Aa Brajamusti ajah. Dessss, eh, Aa Brajamusti nyalonin diri jadi ketua PARFI lhooo. Luar biasaaaa!! Fotonya gede beneeerr di deket Pasar Festival deh.. (ini mulai ga jelas arah post-nya ni.. :p)

Jadiii, saya memang orang yang mudah panik kalau mendengar bunyi2an yang berulang-ulang. Itulah kenapa BB saya (dulu) saya silent tanpa getar. Jadi orang untung2an juga kalau nelp saya. Kalau pas saya lagi pegang BB ya saya angkat, kalau engga ya ga diangkat. :p Sampai kemudian Naomi menjelaskan dengan menghinadina saya yang baru tau ada fitur "phone only" di BB. Hahaha. Jadi berbunyi saat ada telp masuk saja, selain itu ya tetap silent tanpa getar. Ya saya lumayan terbantu lah dengan fitur itu, jadi tdk mudah panik lagi. Tapi bbrp kali telp berbunyi dan saya masih didera serangan panik jadi lari utk cpt mengangkat telp biar bunyinya berhenti. Beberapa kali sampai lupa melihat dulu siapa yang menelpon saking pengen bunyinya cepat berhenti aja. Hehehe.

Beberapa bulan lalu, ketika saya lagi meeting (yang mana saya telat datang ke meeting itu karena saya lupa..kenapa bs lupa?? miskomunikasi. saya menganggap jadwal belum deal smntr sang klien merasa sudah konfirmasi, jadi ya gitu deh..), tiba2 BB saya berbunyi. Saya lihat pak tukang yag menelpon, saya matikan. Biasanya pak tukang tahu, kalau saya matikan, berarti saya lagi tdk bisa diganggu *tsah!!*, tapi ga berapa lama kemudian pak tukang  nelpon lagi. Saya jadi gusar deh. Mengangkat telp lalu langsung bentak "PAK, SABAR!!" lalu mematikan telp lagi. Setelah itu pak tukang ga nelp2 lagi.

Selesai meeting, saya telp balik pak tukang, bertanya ada apa, lalu dijawab..

Maaf ya non tadi telp dua kali, tadi ada tukang sop buah, kan non kemarin pengen banget sop buah, jadi tadi mau tanya masih mau atau engga. Takutnya si tukang uda keburu pergi. Tapi itu sudah dibelikan, esnya sdh dipisah.

DESSSSS!!!!! Huaaaaa. Saya pengen nangis bangeeeet. Huhuhu. Pak tukangnya niatnya baiiiik. Huhuhu. Ah menulis ini saya jadi sedih lagi. :( Saya memang langsung minta maaf saat itu sama beliau karena sudah membentak, dan bisa2nya beliau menjawab "Iya ngga papa non, namanya jg lagi meeting. Maaf ya ngganggu.." SIAL!! Saya kan jadi makin ngerasa bersalaaaah. Huhuhu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita kedua baru terjadi hari ini. As usual, saya selalu suka hari Senin. Hari Senin menimbulkan perasaan gegap gempita siap menyongsong minggu. Dan Senin ini semua berjalan dengan baik sampai kemudian saya sampai di workshop dan menemukan kenyataan pahit bahwa pak tukang salah membuat dua sepatu. Kebalik batiknya, dua2nya sama2 berwarna kuning tapi beda motif dan asal batik. Huaaaa. Karena yang satu sepatu sudah mau dipake sama sang empunya lusa, saya jadi uring2an banget. Tiga tukang langsung stop ngerjain sepatu yang sedang dikerjakan dan langsung membuat ulang dua sepatu yang salah itu. Saya masih inget saya sempat bilang "GIMANA SIH PAK?? MAKANYA KALAU DIJELASKAN TU DENGARKAN. JELAS SUDAH DITULIS SATU BATIK GARUTAN, SATU BATIK MADURA. KURANG GIMANA COBA???" Pak tukang sepertinya tahu saya sedang panik dan beneran marah (ya iyalah masa marah boongan) jadi beliau diam saja. Sampai kemudian di perjalanan pulang saya berpikir. Lah, wajar donk ya dia ngga sadar. Mana dia tahu membedakan batik Madura dengan batik Garutan coba? Saya tahu ya karena saya sudah memelajarinya. Nah beliau kan belum. Nah jadi kenapa saya marah2 deh? Saya marah pun ngga bikin tu sepatu bisa berpindah batik. Jiaaaaah...

Doenk!! *tamparan keras di muka* <-- okay ini berarti bsk saya harus facial!!

Jadi lah di tengah jalan itu saya menelpon pak tukang lalu meminta beliau meloudspeaker telp saya. Saya yakin mereka pasti uda deg2an berpikir "kenapa lagi ni?" karena saya jarang minta telp diloudspeaker. Dan akhirnya saya minta maaf. "Maaf ya pak, tadi sudah marah2, harusnya ngga pake marah bisa, sayanya uda keburu emosi. Maaf ya pak." Dan jawaban mereka semua "Ooooh.. Iya non, gapapa, kirain apa.." Ahuhuhu, ngerasa bersalah lagi deh.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dua kejadian itu membuat saya introspeksi, saya memang harus lebih menjaga emosi saya. Menjaga, bukan menahan. Saya rasa tdk apa mengeluarkan emosi biar ngga stress, tapi pengeluarannya harus terjaga. *pukul2 samsak*. And afteral, a good leader is the one who can put herself in her employees' work condition aite. Ah saya harus belajar. Belajar lebih bersabar dan belajar menjaga emosi. :) *kalau engga, kasian juga pak tukang ya punya bos kayak saya*

Hehehe..

Senyum dulu ah.. :)

No comments:

Post a Comment