Nov 11, 2010

..Imperfectly Perfect..

Istilah itu saya dapat dr Iriel, teman saya. Beruang besar yang kalau saya menelpon atau bbm "Rieeeeel, temenin ke Grand Indo.." maka dia akan menyambut dengan sukacita. Anak mall sejati. Saya yg tdk suka mall pasti akan menanyakan segala sesuatu tentang mall padanya. Kalau janjian ketemuan di mall, berhenti saja di suatu tempat lalu bilang anda di depan tempat apa, maka dia akan menemukan anda. In no time. Saya sampe kaget sendiri betapa cepat dia menemukan saya di mall yang besar itu. Hehehe. Enoff tentang Iriel ah. Tar idungnya ngembang terlalu besar karena saya omongin di sini. :p

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Beberapa kali saya membaca istilah ini diungkap Iriel lewat akun twitternya, di awal, saya hanya berpikir "apaan si ni si Iriel??apa2 imperfectly perfect..apa2 imperfectly perfect" tapi saya enggan (baca: gengsi) bertanya sampai kemudian saya mengerti sendiri artinya. Dalem iiiih..

Ketika kita memutuskan untuk membiarkan hati (dan logika??) untuk menyayangi seseorang, maka kita memutuskan utk menerima keseluruhan paket org itu. 

Menerima wajahnya yang ganteng jg dengan bau badannya (ohmaygat, contoh yang salah),
Menerima kepandaiannya yang luar biasa dengan ke-kurangbagus-an rupanya,
Menerima perhatiannya yang mendalam dengan ketidakmodalan pulsa (sumpah saya ga curhat),
Atau menerima kekayaannya dengan hobinya yang srg main mata (errrr).

Semua itu satu paket. Setiap manusia ada kelebihan ada kekurangannya (*sodorin kartunama: Yusuf Mansyur) dan selama ada kompromi, maka kekurangannya tdk akan menutupi kelebihannya. Menerima kelebihannya maka harus jg mencoba menerima kekurangannya. Imperfectly Perfect. Kesempurnaan yang tidak sempurna. Semua kembali ke komunikasi dan kompromi(sasi?).

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya pernah bazaar di Kemang. Dan karena Mbak Mella saat itu sakit, maka saya yang menjaga langsung. Bazaarnya tdk sukses (tp balik modal --> penting ya info ini??) tapi saya mendapat satu pelajaran berharga dari seorang teman baru. Mbak Anne namanya. Ia menunggu kue kering dagangannya bersama dengan adiknya yang menjual risoles mayo (juarraaaa!!!!). Posisi mereka berjualan tepat di depan stand saya, maka saya seringnya menunggu dagangan dr tempat mereka aja. Ngeriung. Ngobrol. Makan risoles (gratisan). Hehehe. Dan sampailah kami di suatu pembicaraan tentang hubungan. Satu perkataan Mbak Anne yang masih saya ingat sampai skrg:

Ketika kita sudah mau menyerah dan sebel sama pasangan, inget satu aja, satu aja hal manis yang pernah dilakukan pasangan kita. Entah dia menawarkan nganter ke dokter. Entah dia mau ngambilin kita makan pas kita sakit. Satu hal aja. Dan satu hal manis itu akan menutupi kekurangannya walau bejibun.

Saat itu saya langsung mencoba memahami. (Dan sampai sekarang masih mencoba memahami dan menjalani. Meni sulit... Hihihihi.) Dan sampai pada suatu kesimpulan itu. Imperfectly perfect. Kesempurnaan yang tidak sempurna. Bagaimana kita bs menerima ketidaksempurnaan pasangan dan menjadikannya sempurna di mata kita. Percaya pada saya, easier said than done. Haha.

Betapa memang meluruskan pemikiran dua kepala itu berat. Tapi HARUS dicoba dan dipelajari. Dan percobaan dan pembelajaran itu sebanding. *setidaknya itu yang saya coba utk yakini..hihihihi..

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya tau, akhir2 ini memang post saya random sekali. Dan kadang tak berujung, tak berkesimpulan, menggantung. Seperti yang ini. Saya pasti dikasi nilai C sama dosen kalau post seperti ini saya kumpulkan sebagai essay. Untung saya uda lulus. No need to worry. :p

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dua manusia yang bersatu
Adalah bukan cenayang
Saat satu tdk terbuka untuk berkomunikasi
Maka bagaimana yang lain bs tahu?
Dan sampai keterbukaan itu ada
Tuhan tahu, belum saatnya
Tuhan masih simpan keindahan itu
Untuk memunculkannya tepat pada waktunya

*ajieeeeeh...prikitiuuuuwwww..

Senyum dulu ah..

3 comments:

  1. Anonymous3:36 AM

    Aku suka postingan ini, terima kasih ya.
    Aku suka paragraf terakhir, mengena. :)

    ReplyDelete