Sep 2, 2011

Embracing Life..

Ini mau saya share kemarin sebenarnya, tapi saya sudah terlanjur nangis terharu (sambil makan HokBen) jadi saya urung daripada nanti postnya akan penuh emosi. Hehehe.

Saya ini drama queen, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya pasti saya rasain banget2. Kadang beberapa teman sampe mengatakan saya harus lebih santai sedikit. I tend to overthink everything. Jatuhnya jadi over sensitive. Apa2 dipikirin berlebihan, kenapa ini begini kenapa ini begitu, kenapa Tuhan kasih jalan ini, apa ini memang jalan yang Tuhan mau saya jalani, kenapa kenapa dan kenapa? Kenapa Tuhan kasi saya sakit? Kan saya uda berdoa sehat? Apa yang Tuhan mau dari saya? Apa kenapa bagaimana siapa?? Lebay banget deh. Hehehe. Penyadaran akan makna "embracing life" baru saya dapat kemarin ketika membaca blog seseorang. Saya nangis membaca blog itu. Kata2nya tersusun indah, bagaimana penulis memandang hidup tergambar jelas, kedewasaan untuk menertawakan diri sendiri dan menikmati setiap detik hidup tercerna baik. Hanya ada beberapa post di blog itu, memang sudah tidak update, tapi saya "mengenal" penulis dari twit2nya dan tidak pernah menyangka ini adalah orang yang sama yang saya nikmati kicauannya setiap hari.

Namanya Muhadkly (@muhadkly), sering dipanggil Acho. Dalam kicauannya, ia adalah orang yang lucu, tanpa beban, menertawakan setiap hal dalam hidupnya, dan terkenal mempunyai hubugan khusus dengan tiang listrik karena citranya adalah jomblo akut dan yang mau sama dia cuma tiang listrik. Hihihi. He's such a funny guy, I enjoy every bit of his tweet. Tergambar betapa lucunya orang ini, dan betapa lelucon2 cerdas selalu keluar dr bibirnya. Acho juga masuk dalam jajaran pelaku Stand Up Comedy yang gerakannya bermula dari twitter. Eksis banget deh, eksis secara lucu dan menghibur. :)

Dengan kicauannya yang selalu membuat saya tertawa ini, saya berpikir dia pasti orang yang sangat santai dan  menjalani hidup juga dengan santai, sampai ketika saya membaca kicauannya (ini kurang lebih ya, ga sama persis kalimatnya karena saya lupa..) "Hanya ada aku, makam kamu, dan mimpi kita. #lovelyFika" dan saya terhenyak. Beberapa kali saya baca #lovelyFika-nya dan saya pikir itu adalah cerpen/novel yang sedang ia kutip karena kata2nya tulus puitis dan romantis tanpa terdengar menye2. Saya uda niat cari novel itu sampai kemudian Silka mengatakan Fika adalah istrinya Acho - sudah meninggal. Jresssss, saya langsung merinding (dan sekarang menulis ini pun saya merinding). Silka memberikan link blog-nya Acho dan saya langsung menghampirinya.

Tuhaaaaannnn...

Kata2 terangkai indah membentuk makna yang mudah dipahami dan menimbulkan rasa yang nyata akan seorang suami yang sangat mencintai istrinya dan harus kehilangan napas, jiwa, raga, mimpi, senyum, tawa ketika Tuhan memutuskan untuk mengangkat istrinya menjadi pendampingNya. Tidak, dia tidak meminta dikasihani dalam setiap pilihan katanya, ini yang membuat saya sangat kagum. Dia memilih kata untuk mewakili perasaannya dan pemilihan kata itu berhasil menempatkannya pada suatu masa dimana pembaca akan ikut merasakan kasihnya yang begitu mendalam pada Fika, rindunya yang tidak berujung, dan ketegaran hatinya bahwa hidup harus terus berjalan. Ia tidak meminta, ia tidak mengiba. Ia menjalani setiap hari setiap jam setiap menit setiap detik dalam hidupnya dengan keyakinan bahwa waktunya bertemu Fika akan semakin dekat. Saat Acho berulangtahun, ia meyakini bahwa dengan habisnya masa hidup yang diberikan Tuhan pada dirinya, maka semakin dekat lah waktu untuknya kembali bertemu Fika, merasakan Fika dalam dekapnya dan tersenyum bersama. He's embracing life. Dan betapa luar biasanya manusia yang ketika ia harus merelakan cinta dalam hidupnya dipanggil Tuhan untuk menghadap dan ia masih bisa menertawakan dirinya sendiri dalam kicauannya setiap hari. Ia tidak pernah sedikit pun marah atau tersinggung saat teman2 twitter mengejek hubungannya dengan tiang listrik. He makes fun of himself, entertains people, enjoys every bit of world's funny things, and still holds to the faith that he will meet his wife in another side of life. How precious!!!

Saya jadi lebih mawas diri sekarang. Menjadi dewasa adalah tidak melulu berpikir serius tentang masa depan. Menikmati hidup adalah tidak melulu pikiran yang kekanakkan. Keseimbangan antara keduanya adalah yang terbaik. Ketika manusia bisa tidak mengeluh akan jalan yang Tuhan berikan untuknya, maka saat itu ia sudah mencapai tingkat "embracing life". Berani berpasrah akan kehidupan. Menikmati setiap detik yang menyenangkan juga menyakitkan. Berani berjuang dan berani menerima kekalahan. Menjalani senyum Tuhan dan guncanganNya pada buku kehidupan. Sesederhana bahwa apa2 yang akan terjadi pada setiap manusia sesungguhnya sama, lahir lalu meninggal. Bagaimana menjalani masa di tengahnya adalah pilihan.

Dan saya akan belajar untuk tidak lagi mengeluh tentang kehidupan. Saya akan belajar untuk menertawakan setiap kekonyolan diri keluar. Belajar untuk terus bersyukur. Belajar untuk terus berjalan dalam takdir Tuhan. Belajar untuk ... embracing life. :)

Terimakasih ya Acho. Kemarin, hari ini, dan esok saya akan terus belajar untuk terus menikmati kasih Tuhan dalam bentuk apapun. Karena apa yang sudah Ia gariskan, akan saya yakini adalah yang terbaik untuk saya. :) Terimakasih ya.

Senyum dulu ah.. :)

Dan seperti biasa saya pasti telat mengucapkan apa2. Tapi seperti biasa juga saya berlindung di balik perkataan "better late than never". :p

Maka saya ucapkan Selamat Idul Fitri pada teman2 semua. Mohon maaf lahir dan batin. Kalau ada salah2 pemilihan kata atau tema dalam post2 saya, tolong dimaafkan. Kalau ada yang tersinggung dengan tulisan saya, mohon dimaafkan juga. Yuk kembali ke fitrah. *sodorin kelingking kanan*

2 comments:

  1. met Idul Fitri Bulan... :)
    Bulllll...kemaren lewat toko baby fave kamu ituh ....lagi diskon 70% loh!!! *racunmematekan*

    ReplyDelete
  2. Terimakasih Vicky.. Maaf lahir batin ya.. Oh wow!! Lagi diskooon... Aaaa.. ga ga gakuat ga ga gakuat.. Hihihi.. *pdhl apa jg yg mau gw beli dsana coba??*

    ReplyDelete