Jan 3, 2011

What cud be worse?

It is a job that people never address me of. It is a job that I never address myself of. But it is still a job.

Saya adalah seorang reviewer salon. Hihihi.

Jadi, apa yang dilakukan oleh saya sbg reviewer salon? Hehehe. Oh well, pada dasarnya saya diundang oleh salon (atau spa) baru untuk merasakan treatment mereka, lalu saya memberi ulasan akan kenyamanan tempat, treatment yang diberikan, perilaku terapis atau kapster yang krg berkenan dan bla bla bla. Ulasannya selama ini saya ucapkan langsung pada pemilik salon atau org yang mengundang saya dan baru kali ini ada pemilik salon yang meminta saya menulisnya. Nama salon di sini tidak saya ungkapkan karena pemiliknya berkata belum siap diulas secara penuh oleh saya. Hahaha. *lah ngapain bayar saya kalau belum siap diulas ya? *tepokjidatpelan2

Salon ini milik teman saya. Teman yang baru saya kenal bbrp bulan yang lalu. Setelah berkenalan, tiba2 dia bbm saya suatu saat dan menanyakan apa saya mau treatment di salonnya. Lah saya malah baru tahu kalau dia uda punya salon skrg. Hehehe. Datang ke salonnya baru bisa saya lakukan skrg mengingat penuhnya jadwal saya bbrp bulan ini. Dan sepanjang di salon, tak henti2nya saya menggelengkan kepala. Apa yang bisa membuat sebuah salon salah, ada semua di salon ini. *tepokjidat

1. Pembagian ruangan yang aneh
>>> Saya bingung dengan pembagian ruangan di salon teman ini. Gedungnya dua lantai. Lantai satu utk basic treatment. Cukup memuat tiga customer. Lalu di sblh kiri ada ruang keramas. Ruangnya cukup besar namun tempat keramasnya hanya ada satu. DOENK!! Lalu di belakang tempat keramas ada satu lemari kaca besar yang sungguh tidak fungsional. Tingginya mencapai langit2 ruang tetapi raknya hanya di paling  bawah. Dan tipe rak kaca yang tdk bisa ditambahkan raknya. Di blakang ruang treatment ada toilet kecil dan dapur. Dapurnya terhitung besar untuk sebuah salon baru. Saya sempat bertanya pada kapster apakah ada yang tinggal di situ sehingga dapurnya besar? Dijawab tidak ada. Jadi untuk apa ya dapur besar itu? Hanya Tuhan yang tahu.
>>> Lantai dua adalah untuk spa treatment. Saya mencoba lulur saja kali ini. Saat pintu ruang atas dibuka, JRENG. Hanya ada dua tempat tidur. Satu untuk lulur dan satu untuk facial. Tempat tidur facial ditaruh secara horizontal dan tempat tidur lulur ditaruh secara vertikal di tengah tempat tidur horizontal itu. Haaaa. Ruangan itu bs setidaknya menampung 4 tempat tidur, kok ya dibentuk hanya untuk dua tempat tidur saja? Mending kalau struktur ruangan masih memungkinkan untuk tempat tidur dipindahkan, ini engga lho. Di utara selatan barat timur ruangan lantainya ditinggikan sekitar 30cm dengan lebar sekitar 40cm. Entah fungsinya untuk apa? Malah membuat ruangan sempit. Di pojok ruangan, lagi2 ada rak kaca dengan penggunaan rak hanya satu yaitu di paling bawah dan rak ini mencapai langit2 jg. Apa lacur? Penting ya? Juga ada jendela mengarah ke luar TANPA GORDIN atau vitresse (gimana tu nulisnya?). Jadi selama dilulur, saya was2 ada tetangga di gedung sbrg yang beli binokular dan mencorongkannya ke arah salon. *tepokjidatduakali

2. Treatment yang aneh
>>> Treatment lulur memang mensyaratkan telanjang (tak bulat pun tak apa. Hihihi), yang lucunya, saya diminta membuka baju dan celana tapi lalu tidak disediakan kain panjang atau kemben untuk menutupi. Hayaaaah. Saya sempat menanyakan ke terapis dan katanya "Ada kak, tapi nanti aja pas mau dilulur." LHO?? Jadi saya berjalan dengan telanjang dari tempat saya membuka pakaian ke tempat sauna steam. Perasaan yang aneh.
>>> Kaki saya dipijat oleh satu terapis tapi mulai dr punggung sampai tangan saya dipijat oleh dua terapis. Kok aneh ya. Kalau mau dua terapis kenapa tdk dr awal? Lalu sepertinya terapis di salon ini tidak disamaratakan pelatihannya, jadi bayangkan punggung dan tangan saya seperti terbagi dua karena masing2 terapis berbeda memberikan pijatannya. Halaaaaah. *tepokjidattigakali

3. Musik yang aneh
>>> Ini GONGnya dari salon ini. Awal terapis menyetel mp3, terdengar suara ting nang ting tung yang melegakan tapi lalu dilanjutkan dengan "rrrrrrrr....aaaaah!!" lalu musik berhenti sebentar dan tiba2 terdengar suara "Dasar kau keong racun......" APAAAAA??????? TEMPAT APA INIIII???? KLUB DISKOTIK DI PINGGIR TERMINAL KAH??? Haduuuh. Karena untuk ulasan memang saya tdk mau banyak bertanya, maka saya diam. Jadi bayangkan, semerbak teh hijau memenuhi ruangan, angin dr pendingin ruangan semilir, tapi musiknya dangdut. Sepanjang lulur ini, saya cengengesaaaaan aja. Hihihi.
>>> Musik dangdut tidak perlu hanya berada di lantai dua donk. Lantai satu jg harus ramai dengan musik ini. Saat saya kembali ke lantai satu untuk treatment creambath, saya tdk begitu menyadari lagu apa yang sedang diputar krn mungkin sudah menghabiskan dua jam di lantai atas dengan lagu dangdut, jadi sudah terbiasa. Haha. Tapi lalu sebuah lagu terdengar familiar di telinga saya. "Baby baby baby ooooh like..Baby baby baby noooo like" BIEBER!!!! TAPI DENGAN MUSIK DANGDUUUUT!!! Huahahaha. Tawa saya pecah seketika. Tak bisa saya sembunyikan lagi. Terbayang wajah Bieber yang saya satukan dengan wajah penyanyi dangdut Alam. Huwaduuuuh. *tepokjidatempatkali

4. Terapis dan kapster yang aneh
>>> Ngobroooool aja kerjaannya. Melulur sambil ngobrol. Memberi treatment creambath sambil ngobrol. Pake cerita soal keluarganya lagi. Ehem..Mbak mbak, saya ga mau tauuuuuuuuuu. Haduuuh. *ambil anduk, tutupin muka* Saat saya sdg creambath, di sebelah saya ada tiga orang laki-laki yang juga mau creambath, tapi yang dua menunggu karena ternyata kebijakan di salon ini adalah terapis perempuan untuk customer perempuan dan terapis laki-laki untuk customer laki-laki. Saya sempat menanyakan kenapa begitu? Dijawab oleh mbak2 yang suka mengobrol ini "Abis takut kak, kalau yang perempuan pegang laki-laki nanti digodain. Customer laki-lakinya centil-centil." Hmmm. Memang sih yang tiga di sebelah saya ini memang centil dan bertipe suka menggoda. Nah tapi saat mereka menggoda si mbak, mbak2nya menanggapi dengan kecentilan yang penuh sukacita. Jiaaaaaaahhhhh!!!! SAMA AJAAAAH!!! *tepokjidatlimakali

5. Materialnya sih bagus.. :)
>>> Ya yang bagus hanya material (obat) yang dipakai di salon ini. Saat saya creambath coklat, tidak seperti salon lain yang samponya menggunakan sampo standar, di salon ini samponya juga sampo coklat. Haaaa. Luthunaaaa. Jadi total wangi coklatnya saya yakin akan bertahan lama walaupun nanti saya sudah keramas. :D *kibasponi

Ya overall, dear teman, parah banget deh salon loe mak!! Hihihi. Banyak yang harus dibenerin walaupun printilan. Marilah kita bertemu. Cepat balik ke Jakarta!!

Sekian dan terimakasih. :P

Senyum dulu ah..

2 comments:

  1. haish... ada bacaan baru pindah ke blogspot.. mampir mampir ya bulan....

    http://dinnaputriaprila.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. hahahahahahahahaah kayaknya lo harus berhenti dari kerjaan ini deh, nanti jidat lo benjol kebanyakan ditepok hahaha

    ReplyDelete