May 14, 2011

Oh...Terlewati..

Minggu kemarin adalah minggu yang sangat berat. Huhuhu. Penuh tangisan penuh muntahan penuh kebingungan dan penuh penuh lainnya yang menyedihkan. Huhuhu.

Jadi, cerita awalnya terjadi sekitar dua minggu lalu. Or was it three weeks ago? Oh I can't remember. Saat saya datang ke workshop, jreng. Kok sepi amat, pak tukang yang datang cuma tiga orang. Saat shooting Jelang Siang pun pak tukang yang ada hanya tiga orang. Entah pada kemana. Saya sudah minta pak mandor menelepon tapi tak ada hasil. Dan karena saya sedang sibuk urus shooting, jadi saya diam sementara. Hari-hari setelahnya, loh kok ngga nambah2 juga pak tukang saya. Lima belas orang kok tinggal tiga orang saja? Saya bertanya lagi ke pak mandor. Dia mencoba telepon lagi dan sekali lagi tdk ada hasil apa2. Semua pak tukang itu tdk bs dihubungi atau yang menjawab telponnya istrinya, mengatakan kalau pak tukang itu sdg pergi. Kemana? Ga tau.. :'( Saya mulai stres tapi saya diam. Sampe tengah minggu tdk ada kabar apa2 dan saya sudah mulai muntah2 krn stres. Pesanan mengantri dan order untuk fashion show tunggalnya Mas Defrico Audy belum pun setengah jadi sementara Kamis besok sudah gelaran. :(

Keesokan harinya, pak mandor mengatakan "Non, ga akan dateng tukangnya. Pada kerja di tempat lain." APAAA???? Saya uda ingin pingsan dengarnya. Saya tahu bajak2an tukang dalam bidang sepatu dan tas itu biasa tapi tdk pernah sekalipun mampir ke pikiran saya bahwa saya akan mengalami ini. Huff. Saya nangis sejadi-jadinya hari itu. Baik di telepon saat ngobrol dengan pak mandor dan saat di rumah (hebatnya, tdk ada yang tahu saya nangis lhooo..papah ga tau, aldi ga tau, mbak jg ga tau..Saya jd bangga, tdk menyusahkan orang jadinya.. :)).

Tersiksa sekali. Setiap saat saya ingin segera ke workshop tapi masih harus mengajar. Setiap pulang ngajar saya langsung ke workshop dan bertahan di workshop sampai jam sembilan malam untuk membantu pak tukang mengerjakan semua pesanan. Besok paginya harus berangkat lagi pagi2 sekali untuk mengajar lagi. Pulang ke workshop lagi sampai malam. Terus begitu. Dan saat itu, saya bersyukur sama Tuhan.

Saya tdk pernah menyalahkan pak tukang saya yang keluar, saya tahu mereka juga butuh uang dan mereka tidak akan keluar jika tidak ditawari gaji yang lebih besar. Jadi tdk apa. Hanya menyesakkan saja kenapa tidak bilang dulu mau keluar, sehingga saya tidak sekaget itu mengalami ini. Tapi yasudahlahya, bukan saatnya juga untuk bertanya-tanya. Saya harus semangat, supaya tukang saya (yang tinggal tiga orang itu) juga semangat. :)

Di hari ketiga, bala bantuan didapatkan, ada satu pak tukang yang bisa datang untuk membantu. Tetapi hanya bisa bekerja dari sore sampai malam karena pagi sampai sorenya kerja di workshop lain. Tidak apa. Saya sudah berterimakasih dan bersyukur sekali ia mau membantu. Jadi team kini terdiri dari Pak Moel as a mandor, bertanggungjawab untuk geret pola dan finishing, Bang Bashid as a tukang pola inti dan tukang jahit, Bang Uwo as a tukang jahit, Bang Yani as a tukang pola tambahan dan tukang jahit, Bang Maeng as a tukang bawah, dan saya yang bertanggungjawab utk geret pola, potong spons, dan finishing. SEMANGAT!!! :)




Semangatnya berbuah kok. :) Alhamdulillah pesanan untuk fashion shownya mas Defrico Audy sudah selesai. Satu hari lebih cepat dari waktu yang ditentukan. :) (FYI, pesanan ini menguras tenaga karena dengan empat tukang, tiga hari, empat meter bahan, sepatu yang didapat hanya empat pasang saja.. Huhuhu.. :() Baru setelah ini menyelesaikan pesanan satuan. :) Hikmahnya, saya jadi belajar banyak. Biasanya, kalau ke workshop saya hanya akan ada di studio, mendesain dan mengecek sepatu yang sudah selesai diproduksi untuk melihat hasilnya, dan sudah. Tapi skrg, saya gabung dengan pak tukang di ruang dalam. Banyak teknik produksi baru yang saya pelajari. Alhamdulillah. :) Saya juga jadi dekat dengan pak tukang saya. Bukan maksud dulu tdk dekat, ya dulu sudah dekat, sekarang makin dekat. Hehehe.

Sekarang sudah bisa mulai tersenyum lagi. Insyaallah semua akan baik-baik saja. Bahagia saya bisa melewati krisis ini dengan cukup baik. Nangisnya ngga lama, masih bisa senyum dan tertawa, masih bisa bersyukur. :)

Makasi ya Silka, Linda, Naya, Dea, Ica, Bli Ananta, Mas Lele, Mas Yoko, Mbak Emma, Mamah, dan Kak Arie yang uda nyemangatin terus2an dan selalu yakin saya bisa melewati ini semua dengan baik.. :) Muah!!

Terimakasih juga Tuhan karena Engkau sudah memberiku keadaan ini untuk mengingatkan ak betapa tanggungjawabku banyak dan ak harus fokus karenanya. Dan terimakasih Tuhan, di saat ak harus bekerja lembur sampai malam dan keesokan harinya harus berangkat pagi lagi, Engkau tdk pernah lupa untuk membangunkanku sehingga ak tdk pernah terlambat menjalani semua kegiatanku. Terimakasih juga Tuhan karena dengan penuhnya jadwalku dan seringnya ak lupa makan, Engkau begitu baik menjaga kesehatanku. Terimakasi ya Tuhan.. Tidak bisa melakukan ini semua tanpaMu.. :)

Dan karena sepatu ini dibuat dengan darah dan air mata *lebay*, jadi pagi ini saya dan mbak iseng bikin photoshoot di rumah, pake kain lining tas yang baru saya beli sepuluh meter. Versi yang saya perhalus dengan menutup bagian kiri kanan dan atasnya sih ada, tapi saya lbh suka versi yang kliatan "maksa"nya kayak yang ini aja. Hehehe. Belum mandi lagi. Hihihi. Oh well, ndapapalah. Yang penting kece.

Senyum dulu ah.. :)


1 comment:

  1. huhuhu.. *angkat jempol, tepuk pundak bulan..

    ReplyDelete