Mar 28, 2011

Seyogyanya..

Jadi..Ya begitulah..Hehehe.. *aposeee???*

Ok, jd awal cerita, bulan lalu gaji saya kurang ditransfernya. Hihihi. Jika sebelumnya kurang ditransfernya karena kesalahan bu bos, kali ini saya ga yakin siapa yang salah krn saya merasa saya sudah mengumpulkan daftar hadir guru, tapi karena sudah berlalu lama, saya sendiri lupa. Hahaha. Jadi yasudalahya, saya cengengesan aja pas gaji ditransfer kurang. Hehehe. *PS: di kantor saya, peraturannya, jika gaji bulan ini kurang ditransfernya, maka akan ditransfer bersama dengan gaji bulan depan, jadi menunggu sebulan.*

Nah, permasalahan ternyata mulai timbul. Karena saya lagi ekspansi bisnis ke tas, jadi memang saya berencana memakai sejumlah uang gaji saya untuk menyokong produksi. Nah karena gaji yang ditransfer kurang jadi perhitungan semua kandas sudah donk. Hihihi. Salah perhitungan itu berat penerapannya, Jendral!! Jadi ya saya memang harus menahan diri saya. Menghemat-hemat. Hihihi.

Mamanya Uta uda cekikikan aja tiap kali saya liat kalender. Berharap menutup mata sebentar lalu saat membukanya sudah tanggal 5 April. Tanggal gajian saya. Hahahaha. Dia makin ketawa saat saya liat2 batik dan cices pengen beli tapi inget2 nanti bayarnya pake apa, akhirnya memutuskan ga jadi beli. Hahaha. Untung juragan batik andalan berbaik hati menawarkan batik yang saya inginkan dan saat saya bilang lg gada uang, nunggu gajian, beliau bersiap menyimpankan batik pesanan saya untuk dibayar tanggal 6. Hihihi. Banyak orang baik, Jendral!!

Nah, ini cerita tadi siang. Sederhana dan sesungguhnya ga sebegitunya, tapi rupanya saya masih diberkati Tuhan karena mampu melihat hal ini dari sisi lainnya. Dan untuk yang membaca, dan nanti berpikir bagaimana saya, tenang, saya baik2 saja. Hihihi.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jadi saya kan suka sekali mie kangkung ya. Nah mie kangkung yang juara itu adalah yang di dekat kantor saya. Tadi siang saat saya pulang, saya kayak ingin ingin ga ingin tu mie kangkung. Pas sampe di dekat tempat sang abang, saya masih mikir sayang ah uangnya, kan juga uda kasi uang belanja ke mbak utk masak, jadi ntar makan di rmh aja deh. Jadi saya dada babay lah ke tu abang. Saya sempat berpikir mau ke Food Hall, mau liat2 (kenapa godaan belanja itu selalu menyerang di kala saya menipis uangnya..hihihi), tapi itu pun urung saya lakukan mengingat tdk ada pun budget utk liat2 yang (pasti) berakhir dengan makan2 itu. Hehehe.

Berjalan lagi, di daerah Kemanggisan ada resto yang jual bebek goreng. Huaaaa, itu resto uda lumayan lama ya. Dan dari dulu saya ingin coba, tapi seperti saya bilang tadi, godaan terberat itu datang ketika uang sedang menjarang. Terbayang sudah bebek goreng kremes dimakan dengan nasi putih epul2 ditambah dengan lalapan dan sambal olahan sendiri. Huaaaa. Dadah bebeeeeek, saya pun lewat. Puncaknya di lampu merah Tomang, saya pingiiiiin banget mie kangkung. Idiiiih, gurame amat (kata bli Ananta, pisuhan kampret yang sering saya ucapkan bisa diganti dengan binatang lain yang lebih lucu macam gurame atau tawon..Kalau kata popo Stella malah "Mangut Lele, loe!!" hihihi), uda sampe Tomang kok ya malah pengen banget mie kangkung. Hadeeeh. Oh well oh well, selain saya bukan tipe pengemudi yang senang balik arah, saya juga masih berpikir  sayang ah kalau balik, udah bensin berkurang, ntar bayar pula, ntar juga kesorean lagi. Jadi saya tancap gas lagi dan pulang sahaja.

Saat itulah saya berpikir, dan saya bilang ke Silka, seyogyanya memang kita harus bersyukur saat gaji ditransfer dengan full, tanpa potongan yang tidak berdasar. Manusia itu suka tidak bersyukur untuk hal2 yang sudah rutin terjadi. Seperti kesehatan (alhamdulillah kalau rutin dapat sehat), misalnya. Menjadi sehat mungkin sudah menjadi rutinitas. Sehingga saat sakit, kita baru menyadari bahwa sehat itu berkat. Anugerah Tuhan. Juga tentang si gaji. Karena si gaji sudah pasti tiap bulan masuk ke rekening, kadang kita (baca: saya) jadi kurang bersyukur. Nah sekarang saat gaji ditransfer dengan tidak full, baru deh kelimpungan. Hihihi. Jadi pelajarannya, saya memang harus belajar untuk terus bersyukur. Bersyukur untuk hal2 kecil dalam hidup, dan juga hal2 besarnya. Bersyukur untuk setiap masalah kecil dan masalah besarnya. Karena dengan adanya masalah, saya jadi bisa kembali bersyukur saat saya ga punya masalah. Hehehe. Yakan yakan yakaaaan..

Lalu apa respon Silka ketika saya bilang harus bersyukur saat gaji ditransfer penuh? Silka cuma ketawa ngakak. Karena sesungguhnya, gaji Silka juga dipotong bulan lalu. Hahaha.

Senyum dulu ah..

PS (lagi): Beberapa kali saat saya bilang ke teman, saya lagi ngga punya uang, semua org langsung khawatir dan (alhamdulillah) berniat meminjamkan uang. Hihihi. Yang perlu diketahui adalah, saat saya bilang saya sedang tidak punya uang, itu berarti uang yang dalam perhitungan saya akan dipakai utk waktu berjalan sudah menipis. Menipis. Bukan tidak ada sama sekali. Sedangkan uang hasil investasi, tabungan, deposito dan lain2nya masih berjalan normal di slotnya masing2. Jadi, tenang aja ya. Kalau saya perlu pinjam uang, pasti saya bilang kok. Hihihi.

Tutup mata, buka mata tanggal lima..
Tutup mata, buka mata tanggal lima..
Tutup mata, buka mata tanggal lima..

No comments:

Post a Comment